About This Blog

Kamis, 05 Juli 2012

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)


1. 1.  Deskripsi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan  Kerja adalah  keselamatan  yang  berkaitan  dengan  mesin,  pesawat  alat  kerja,
bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan.  Keselamatan  Kerja juga  merupakan  sarana  utama  untuk  pencegahan  kecelakaan,
cacat, dan kematian sebagai akibat dari kecelakaan kerja.

Kesehatan  dan  Keselamatan  kerja  (K3)  pada  dasarnya  perupakan  bagian  penting  dalam  dunia  Usaha
dan  dunia  industri,  bagi  pekerja  K3  adalah  hak dan  kewajiban  sebagai  manusia  yang  dilindungi  saat
bekerja sedangkan Perusahaan memerlukan kreatifitas dan produktifitas yang tinggi untuk meningkatkan
kualitas  dan  kuantitas  produknya  dan  itu  akan  terpenuhi  jika  Keselamatan  dan  Kesehatan  Kerja
dilakasanakan dengan baik
Keselamatan dan Kesegahatan Kerja dibuat dengan tujuan:
1.  Melindungi  tenaga  kerja  atas  hak  keselamatannya  dalam  melakukan  pekerjaan  untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktifitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut
3. Memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien.

Kecelakaan
Kecelakaan  adalah  kejadian  yang  tidak  terduga  (tidak  ada  unsur  kesengajaan) dan  tidak  diharapkan
karena  mengakibatkan  kerugian,  baik  material  maupun  penderitaanbagi  yang  mengalaminya.  Oleh
karena itu, sabotase atau kriminal merupakan tindakan diluar lingkup kecelakaan yang sebenarnya.

Kerugian akibat kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan 5 kerugian (5K):
1. Kerusakan
2. Kekacauan organisasi
3. Keluhan dan kesedihan
4. Kelainan dan cacat
5. Kematian

Klasifikasi Kecelakaan

1. Menurut jenis kecelakaan:
a. Terjatuh
b. Tertimpa benda jatuh
c. Tertumbuk atau terkena benda lain kecuali benda jatuh
d. Terjepit oleh bende
e. Gerakan yang melebihi kemampuan Pengaruh suhu tinggi
g. Terkena sengatan arus listrik
h. Tersambar petir
i. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya
j. Terkena radiasi, dan lain-lain

2. Menurut sumber atau penyebab kecelakaan
a.   Dari  mesin:  pembangkit  tenaga,  mesin-mesin  penyalur,  pengerjaan  logam,  mesin  pertanian,
pertambangan, dan lainlain.
b. Alat angkut dan alat angkat: kreta, mobil, pesawat terbang, kapal laut, crane, dan sebagainya.
c.  Alat lain: bejana bertekanan, instalasi dan peralatan listrik, dan sebagainya.
d.  Bahan/zat berbahaya dan radiasi: bahan peledak, radiasi sinar UV, radiasi nuklir, debu dan gas
beracun, dan sebagainya.
e. Lingkungan kerja: di dalam/ di luar gedung, di bawah tanah

3. Menurut sifat luka atau kelainan
Patah tulang, memar, gegar otak, luka bakar, keracunan mendadak, akibat cuaca, dan sebagainya.
Dari  hasil  penelitian,  sebagian  besar  kecelakaan  (80%-85%)  disebabkan  oleh  kelalaian  manusia..
Kesalahan  tersebut bisa  disebabkan  oleh  perencana,  pekerja,  teknisi  pemeliharaan  &  perbaikan mesin
atau alat lainnya, instalatir listrik, dan bisa juga disebabkan oleh pengguna.



1. 2.  Keselamatan Kerja Berdasarkan OSHA

Tujuan  utama  dibentuknya  organisasi  keselamatan  kerja  ialah  untuk mengurangi  tingkat  kecelakaan,
sakit, cacat dan kematian akibat kerja, dengan lingkungan kerja yang bersih, sehat, aman dan nyaman.
Organisasi bisa dibentuk di tingkat pemerintah, perusahaan atau oleh kelompok atau serikat pekerja. Di
Amerika  Serikat,  organisasi  keselamatan  kerja  bagi  pekerja  swasta  dibentuk  dibawah  Departemen
tenaga kerja dan disebut OSHA (Occupational Safety and Health Administration).

OSHA membuat peraturan-peraturan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Diagram
organisasi OSHA dapat dilihat pada Gambar 1.20. Organisasi ini terdiri dari 4 bagian:
1.  Bagian Perencanaan
2.  Bagian Operasi
3.  Bagian Logistik
4.  Bagian keuangan
.
Personil organisasi bisa terdiri dari pemerintah, kepolisian, dokter, psikolog, tenaga ahli teknik, ahli jiwa,
dan  sebagainya.  Di Indonesia,  organisasi pemerintah  yang  menangani  masalah  keselamatan  kerja  di
tingkat  pusat  dibentuk  dibawah  Direktorat  Pembinaan  Norma  Keselamatan  dan  Kesehatan  Kerja.
Disamping itu, organisasi semacam ini juga dibentuk di perusahaan-perusahaan, dan ikatan ahli tertentu.




1. 3.  identifikasi Gejala Kejutan Listrik (Electric Shock)

Bahaya listrik dibedakan menjadi dua, yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder.
Bahaya primer adalah bahaya-bahaya yang disebabkan oleh listrik secara langsung, seperti bahaya
sengatan listrik dan bahaya kebakaran atau ledakan (Gambar 1.1).
 







Gambar 1.1

Sedangkan  bahaya  sekunder  adalah  bahaya-bahaya  yang  diakibatkan  listrik  secara  tidak  langsung.
Namun  bukan berarti  bahwa  akibat  yang ditimbulkannya  lebih  ringan  dari yang primer. Contoh  bahaya
sekunder antara lain adalah tubuh/bagian tubuh terbakar baik langsung maupun tidak langsung, jatuh
dari suatu ketinggian, dan lain-lain

 










Gambar 1.2

Bahaya Listrik bagi Manusia

Dampak sengatan listrik bagi manusia
Dampak sengatan listrik antara lain adalah:
  Gagal  kerja  jantung  (Ventricular Fibrillation),  yaitu  berhentinya  denyut jantung  atau  denyutan  yang
sangat  lemah  sehingga  tidak  mampu  mensirkulasikan  darah  dengan  baik.  Untuk  mengembalikannya
perlu bantuan dari luar;
  Gangguan pernafasan akibat kontraksi hebat (suffocation) yang dialami oleh paru-paru
  Kerusakan sel tubuh akibat energi listrik yang mengalir di dalam tubuh,
  Terbakar akibat efek panas dari listrik
.
Tiga faktor penentu tingkat bahaya listrik
Ada  tiga  faktor  yang  menentukan  tingkat bahaya  listrik  bagi  manusia,  yaitu tegangan  (V), arus  (I) dan
tahanan (R).

Ketiga  faktor  tersebut  saling  mempengaruhi  antara  satu  dan  lainnya  yang  ditunjukkan  dalam  hukum
Ohm, pada Gambar 1.3. Tegangan (V) dalam satuan volt (V) merupakan tegangan sistem jaringan
listrik  atau  sistem  tegangan  pada peralatan.  Arus  (I)  dalam  satuan  ampere (A)  atau  mili  amper  (mA)
adalah arus yang mengalir dalam rangkaian, dan tahanan (R) dalam satuan Ohm, kilo Ohm atau mega
Ohm adalah  nilai tahanan  atau  resistansi  total  saluran yang  tersambung  pada  sumber tegangan  listrik.
Sehingga berlaku:






Gambar 1.3 Segitiga tegangan, arus, dan tahanan




Gambar 1.4 Tubuh manusia bagian dari rangkaian

Ru1 = Tahanan penghantar
RKi = Tahanan tubuh
Ru2 = Tahanan penghantar
Rk = Tahanan total
Rk =Ru1 + RKi + Ru2

Bila  dalam  hal  ini,  titik  perhatiannya  pada  unsur  manusia,  maka  selain  kabel  (penghantar),  sistem
pentanahan, dan bagian dari peralatan lain, tubuh kita termasuk bagian dari tahanan rangkaian tersebut
(Gambar 1.4).
Tingkat  bahaya  listrik  bagi manusia, salah  satu faktornya  ditentukan  oleh tinggi  rendah  arus  listrik  yang
mengalir ke  dalam  tubuh  kita.  Sedangkan kuantitas  arus  akan  ditentukan  oleh tegangan  dan  tahanan
tubuh manusia serta tahanan lain yang menjadi bagian dari saluran. Berarti peristiwa bahaya
listrik  berawal  dari  sistem tegangan yang  digunakan  untuk mengoperasikan alat.  Semakin  tinggi  sistem
tegangan yang  digunakan,  semakin  tinggi  pula tingkat  bahayanya.  Jaringan  listrik tegangan  rendah  di
Indonesia mempunyai  tegangan  seperti  yang ditunjukkan  pada  Gambar  1.5.  dan sistem  tegangan  yang
digunakan di Indonesia adalah: fasa-tunggal 220 V, dan fasa-tiga 220/380 V dengan
frekuensi 50 Hz.
Sistem tegangan ini sungguh sangat berbahaya bagi keselamatan manusia.







Gambar 1.5 Sistem tegangan rendah diIndonesia


Proses TerjadinyaSengatan Listrik
Ada  dua  cara  listrik  bisa  menyengat tubuh  kita,  yaitu  melalui  sentuhan  langsung dan  tidak  langsung.
Bahaya sentuhan langsung merupakan akibat dari anggota tubuh bersentuhan langsung dengan bagian
yang bertegangan sedangkan bahaya sentuhan tidak langsung merupakan akibat dari adanya
tegangan  liar  yang terhubung  ke  bodi atau  selungkup  alat yang  terbuat  dari logam  (bukan  bagian  yang
bertegangan)  sehingga  bila  tersentuh  akan  mengakibatkan  sengatan  listrik.  Gambar  1.6 memberikan
ilustrasi tentang kedua bahaya ini.




Gambar 1.6 Jenis Bahaya Listrik
1.3.4 Tiga faktor penentu keseriusan akibat sengatan listrik
Ada tiga faktor yang menentukan keseriusan sengatan listrik pada tubuh manusia, yaitu:
1.  besar arus,
2.  lintasanaliran,
3.  lama sengatan pada tubuh.

Besar arus listrik Besar arus yang mengalir dalam tubuh akan ditentukan oleh tegangan dan tahanan
tubuh. Tegangan tergantung sistem tegangan yang digunakan (Gambar 1.5), sedangkan tahanan tubuh
manusia bervariasi tergantung pada jenis, kelembaban/moistur kulit dan faktor-faktor lain seperti ukuran
tubuh, berat badan, dan lain sebagainya.
Tahanan kontak kulit bervariasi dari 1000 k  (kulit kering) sampai 100   (kulit basah).
Tahanan dalam (internal) tubuh sendiri antara 100– 500  .

Contoh:
Jika  tegangan  sistem  yang  digunakan adalah  220  V,  berapakah  kemungkinan arus  yang  mengalir  ke
dalam tubuh manusia?
  Kondisi terjelek: - Tahanan tubuh adalah tahanan kontak kulit di tambah tahanan internal tubuh,
(Rk)=100  +100  = 200  
    - Arus yang mengalir ke tubuh: I = V/R = 220 V/200   = 1,1 A

  Kondisi terbaik: - Tahanan Tubuh Rk= 1000 k
     - I = 220 V/1000 k  = 0,22 mA.

Lintasan aliran arus dalam tubuh
Lintasan arus listrik dalam tubuh juga akan sangat menentukan tingkat akibat sengatan listrik.  Lintasan
yang  sangatberbahaya  adalah  yang  melewati  jantung,  dan  pusat  saraf  (otak).  Untuk  menghindari
kemungkinan  terburuk  adalah  apabila  kita  bekerja  pada  sistem  kelistrikan,  khususnya  yang  bersifat
ONLINE adalah sebagai berikut:
  gunakan topi isolasi untuk menghindari kepala dari sentuhanlistrik,
  gunakan  sepatu  yang  berisolasi  baik agar  kalau  terjadi  hubungan  listrik dari  anggota  tubuh  yang lain
tidak mengalir ke kaki agar jantung tidak dilalui arus listrik,
  gunakan sarung tangan isolasi minimal untuk satu tangan untuk menghindari lintasan aliran ke jantung
bila terjadi sentuhan listrik melalui kedua tangan. Bila tidak, satu tangan untuk bekerja sedangkan tangan
yang satunya dimasukkan ke dalam saku.

Lama waktu sengatan
Lama  waktu  sengatan  listrik  ternyata sangat  menentukan  kefatalan  akibat sengatan  listrik.  Penemuan
faktor  ini  menjadi  petunjuk  yang  sangat  berharga  bagi  pengembangan  teknologi  proteksi  dan
keselamatan  listrik.  Semakin  lama  waktu  tubuh  dalam  sengatan  semakin  fatal  pengaruh  yang
diakibatkannya.
Oleh karena itu, yang menjadi ekspektasi dalam pengembangan teknologi adalah bagaimana bisa
membatasi  sengatan agar  dalam  waktu  sependek  mungkin.  Untuk  mengetahui  lebih  lanjut  tentang
pengaruh  besar dan lama waktu arus  sengatan  terhadap  tubuh, ditunjukkan  pada  Gambar  1.7. Dalam
gambar  ini  diperlihatkan bagaimana  pengaruh  sengatan  listrik terhadap  tubuh,  khususnya  yang  terkait
dengan dua faktor, yaitu besar dan lama arus listrik mengalir dalam tubuh.

Arus sengatan pada:
 daerah 1 (sampai 0,5 mA) merupakan daerah aman dan belum terasakan oleh tubuh (arus mulai terasa
1-8 mA).
Daerah 2, merupakan daerah yang masih aman walaupun sudah memberikan dampak rasa pada tubuh
dari ringan sampai sedang walaupun masih belum menyebabkan gangguan kesehatan.
Daerah  3 sudah  berbahaya  bagi manusia  karena  akan  menimbulkan kejang-kejang/kontraksi  otot  dan
paruparu sehingga menimbulkan gangguan pernafasan.
Daerah 4 merupakan daerah yang sangat memungkinkan menimbulkan kematian si penderita.
Dalam  gambar  tersebut  juga  ditunjukkan karakteristik salah  satu  pengaman terhadap  bahaya  sengatan
listrik, di mana ada batasan kurang dari 30 mA dan waktu kurang dari 25 ms. Ini akan dibahas lebih lanjut
pada bagian proteksi.

 
Gambar 1.7 Reaksi Tubuh terhadap SengatanListrik

Kondisi-kondisi berbahaya
Banyak  penyebab  bahaya  listrik  yang ada  dan  terjadi  di  sekitar  kita,  di  antaranya adalah  isolasi kabel
rusak,  bagian penghantar  terbuka,  sambungan  terminal yang  tidak  kencang Isolasi  kabel  yang  rusak
merupakan akibat dari sudah terlalu tuanya kabel dipakai atau karena sebab-sebab lain (teriris, terpuntir,
tergencet  oleh  benda berat  dll),  sehingga  ada bagian  yang terbuka  dan  kelihatan  penghantarnya atau
bahkan ada serabut hantaran yang menjuntai. Ini akan sangat berbahaya bagi yang secara tidak sengaja
menyentuhnya atau bila terkena ceceran air atau kotoran-kotoran lain bisa menimbulkan kebakaran.
Penghantar  yang  terbuka  biasa  terjadi  pada  daerah  titik-titik  sambungan  terminal  dan  akan  sangat
membahayakan bagi yang bekerja pada daerah tersebut, khususnya dari bahaya sentuhan langsung.
 

Gambar 1.8 Contoh-contoh penyebab
Sambungan  listrik  yang kendor  atau tidak  kencang,  walaupun  biasanya  tidak membahayakan  terhadap
sentuhan, namun akan menimbulkan efek pengelasan bila terjadi gerakan atau goyangan
sedikit.  Ini  kalau  dibiarkan  akan  merusak bagian  sambungan  dan  sangat memungkinkan  menimbulkan
potensi kebakaran.



1. 4.  Fasilitas Peralatan Keselamatan Kerja

a). Perencanaan
Keselamatan  kerja  hendaknya  sudah  diperhitungkan  sejak  tahap  perencanaan  berdirinya  organisasi
(sekolah, kantor, industri, perusahaan). Hal-hal yang perlu diperhitungkan antara lain: lokasi, fasilitas
penyimpanan, tempat pengolahan, pembuangan limbah, penerangan, dan sebagainya.
b) Ketatarumahtanggaan yang baik dan teratur.
•  Menempatkan  barang-barang  ditempat  yang  semestinya,  tidak menempatkan  barang  di  tempat  yang
digunakan untuk lalu-lintas orang dan jalur-jalur yang digunakan untuk penyelamatan kondisi darurat.
•  Menjaga  kebersihan  lingkungan  dari  barang/bahan  berbahaya, misalnya  hindari  tumpahan  oli  pada
lantai atau jalur lalulintas pejalan kaki.



c). Pakaian Kerja
• Hindari pakaian yang terlalu longgar, banyak tali, baju berdasi, baju sobek, kunci/ gelang berantai, jika
anda  bekerja  dengan barang-barang  yang  berputar  atau  mesin-mesin  yang  bergerak misalnya  mesin
penggilingan,  mesin  pintal,  dan  sebagainya  •  Hindari  pakaian  dari  bahan  seluloid  jika  anda  bekerja
dengan bahan-bahan yang mudah meledak atau mudah terbakar. • Hindari membawa atau menyimpan
di kantong baju barang-barang yang runcing, benda tajam, bahan yang mudah meledak,dan atau cairan
yang mudah terbakar.

d). Peralatan Perlindungan Diri
1. Kacamata.  Gunakan  kacamata  yang  sesuai  dengan  pekerjaan yang  anda  tangani,  misalnya  untuk
pekerjaan  las  diperlukan  kacamata  dengan  kaca  yang  dapat  menyaring  sinar  las;  kacamata  renang
digunakan untuk melindungi mata dari air dan zatzat berbahaya yang terkandung di dalam air.
2. Sepatu. Gunakan sepatu yang dapat melindungi kaki dari beban berat yang menimpa kaki, paku atau
benda tajam lain, logam, benda pijar dan asam yang mungkin terinjak. Sepatu untuk pekerja listrik harus
berbahan non-konduktor, tanpa paku logam.
3. Sarung tangan. Gunakan sarung tangan yang tidak menghalangi gerak jari dan tangan. Pilih sarung
tangan dengan bahan yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditangani, misalnya sarung tangan untuk
melindungi  diri  dari  tusukan  atau  sayatan, bahan  kimia  berbahaya,  panas,  sengatan  listrik,  atau  radiasi
tentu berbeda bahannya.

4. Helm pengaman. Gunakan topi yang dapat melindungi kepala dari tertimpa benda jatuh atau benda
lain yang bergerak, tetapi tetap ringan.
5. Alat perlindungan telinga untuk melindungi pekerja dari kebisingan, benda bergerak, percikan bahan
berbahaya.
6. Alat perlindungan paru-paru, untuk melindungi pekerja dari bahaya polusi udara, gas beracun, atau
kemungkinan dari kekurangan oksigen.
7. Alat perlindungan lainnya, seperti tali pengaman untuk melindungi pekerja dari kemungkinan terjatuh

1. 5.  Alat Dan Perlengkapan Pemadam Kebakaran

a). Penaggulangan Kebakaran
• Jangan membuang puntung rokok yang masih menyala di tempat-tempat yang mengandung bahan
yang mudah terbakar, misalnya di SPBU, di lingkungan hutan, di tempat penyimpanan bahan kimia,
dan sebagainya.
•  Hilangkan  sumber-sumber  menyala  ditempat  terbuka,  seperti  rokok  yang  menyala,  nyala  api,
logam pijar di dekat bejana yang masih mengandung bahan yang mudah meledak, listrik statis yang
bisa menimbulkan percikan bunga api, gesekan benda yang akan menimbulkan panas dan percikan
bunga api.
•  Hindari  awan  debu  yang  mudah  meledak  dengan  membangun pabrik  bebas  debu,  pemasangan
ventilasi yang baik, sehingga aliran debu bisa keluar dengan baik, menjaga lingkungan industri tetap
bersih.

Perlengkapan Pemadam Kebakaran
Alat-alat pemadam dan penanggulangan kebakaran terdiri dari dua jenis:
1). Terpasang tetap ditempat
2). Dapat bergerak atau dibawa

1). Alat pemadam kebakaran yang terpasang tetap
Alat penanggulangan kebakaran jenis ini meliputi:
1. Pemancar air otomatis
2. Pompa air
3. Pipa-pipa dan slang-slang untuk aliran air
4. Alat pemadam kebakaran dengan bahan kering CO2 atau busa
Alat-alat  pemadam  kebakaran  jenis  1-3  digunakan  untuk  penanggulangan kebakaran  yang  relatif
kecil,  terdapat  sumber  air  di  lokasi  kebakaran dan  lokasi  dapat  dijangkau  oleh  peralatan  tersebut.
Sedangkan alat  jenis  ke-4  digunakan  jika  kebakaran  relatif  besar,  lokasi  kebakaran sulit  dijangkau
alat pemadam, dan atau tidak terdapat sumber air yang cukup, atau terdapat instalasi atau peralatan
listrik, dan atau terdapat tempat penyimpanan cairan yang mudah terbakar.
Gambar  (a)  menunjukkan  rumah  (almari)  tempat  penyimpanan  peralatan  pemadam  kebakaran.
Disebelah kiri adalah tempat gulungan pipa untuk aliran air, sedangkan disebelah kanan berisi alat
pemadam kebakaran yang dapat dibawa. Alat jenis ini bisa berisi bahan pemadamkering atau busa.
Gambar (b) adalah alat pemadam kebakaran jenis pompa air. Alat ini biasanya dipasang di pinggir
jalan dan di gang antar rumah di suatu komplek perumahan. Jika terjadi kebakaran disekitar tempat
tersebut,  mobil  kebakaran  akan  mengambil  air  dari  alat  ini.  Air  akan  disemprotkan  ke  lokasi
kebakaran
melalui mobil pemadam kebakaran.
Gambar (c) adalah alat pemadan kebakaran jenis pemancar air otomatis. Alat ini biasanya dipasang
di
dalam  ruangan.  Elemen  berwarna  merah  adalah  penyumbat  air  yang  dilapisi  kaca  khusus.  Jika
terjadi
kebakaran disekitar atau di dalam ruangan, maka suhu ruangan akan naik. Jika suhu udara disekitar
alat tersebut telah mencapai tingkat tertentu (misalnya 800) kaca pelindung elemen penyumbat akan
pecah dan secara otomatis air akan terpancar dari alat tersebut.

Jika  terjadi  kebakaran  di  sekitar  Anda,  segera  lapor  ke  Dinas Kebakaran  atau  kantor  Polisi
terdekat. Bantulah petugas pemadam kebakaran & Polisi dengan membebaskan jalan sekitar
lokasi  kebakaran  dari  kerumunan  orang  atau  kendaraan  lain  selain  kendaraan  petugas
kebakaran dan atau Polisi.

2). Alat pemadam kebakaran yang dapat dibawa.
Alat  ini  seharusnya  tetap  tersedia  di  setiap  kantor  bahkan  rumah  tangga.  Pemasangan  alat
hendaknya ditempat yang paling mungkin terjadi kebakaran, tetapi tidak terlalu dekat dengan tempat
kebakaran,  dan mudah  dijangkau  saat  terjadi  kebakaran   Cara  menggunakan  alat-alat  pemadam
kebakaran  tersebut  dapat  dilihat pada  label  yang  terdapat  pada  setiap  jenis  alat.  Setiap  produk
mempunyai urutan cara penggunaan yang berbeda-beda.

b). Penanggulangan Kebakaran Akibat Instalasi Listrik dan Petir
•  Buat  instalasi  listrik  sesuai  dengan  peraturan  yang  berlaku  antara lain  PUIL-2000  (Persyaratan
Umum Instalasi Listrik-2000)
• Gunakan sekering/MCB sesuai dengan ukuran yang diperlukan.
• Gunakan kabel yang berstandar keamanan baik (LMK/SPLN)
• Ganti kabel yang telah usang atau cacat pada instalasi atau peralatan listrik lainnya
• Hindari percabangan sambungan antar rumah
• Hindari penggunaan percabangan pada stop kontak
•  Lakukan  pengukuran  kontinuitas  penghantar,  tahanan  isolasi  dan  tahanan  pentanahan  secara
berkala
• Gunakan instalasi penyalur petir sesuai dengan standar

c). Penanggulaan Kecelakaan di dalam Lift
• Pasang rambu-rambu & petunjuk yang mudah dibaca oleh pengguna jika terjadi keadaan darurat
(listrik terputus atau padam, kebakaran, gempa).
• Jangan memberi muatan lift melebihi kapasitasnya
• Jangan membawa sumber api terbuka di dalam lift
• Jangan merokok dan membuang puntung rokok di dalam lift
•  Jika terjadi  pemutusan  aliran listrik, maka lift  akan  berhenti  di lantai  terdekat  dan  pintu lift  segera
terbuka sesaat setelah berhenti. Segera keluarlah dari lift dengan hati-hati.

d). Penanggulangan Kecelakaan terhadap Zat Berbahaya
Bahan-bahan  berbahaya  adalah  bahan-bahan  yang  selama  pembuatannya,  pengolahannya,
pengangkutannya, penyimpanannya dan penggunaannya dapat menimbulkan iritasi, kebakaran, ledakan,
ledakan, korosi, mati lemas, keracunan dan bahaya-bahaya lainnya terhadap gangguan kesehatan orang
yang bersangkutan dengannya atau menyebabkan kerusakan benda atau harta kekayaan.
Adalah  bahan-bahan  yang  mudah  meledak.  Ini  merupakan  bahan  yang  paling  berbahaya.  Bahan  ini
bukan hanya bahan peledak, tetapi juga semua bahan yang secara sendiri atau dalam campuran tertentu
atau jika mengalami pemanasan, kekerasan, atau gesekan dapat mengakibatkan ledakan yang biasanya
diikuti dengan kebakaran. Contoh: garam logam yang dapat meledak karena oksidasi
diri, tanpa pengaruh tertentu dari luar.

2. Bahan-bahan yang mengoksidasi.
Bahan  ini kaya  akan  oksigen,  sehingga  resiko  kebakarannya  sangat  tinggi.  Contoh:  chlorat  dan
permangant yang dapat menyebabkan nyala api pada bubuk kayu, atau jerami yang mengalami
gesekan;  asam  sulfat  dan  nitrat  dapat  menyebabkan  kebakaran jika  bersentuhan  dengan  bahan-bahan
organik.

3. Bahan-bahan yang mudah terbakar
Tingkat  bahaya  bahan-bahan  ini  ditentukan  oleh  titik  bakarnya.  Makin  rendah  titik  bakarnya  makin
berbahaya.

4. Bahan-bahan beracun.
Bahan ini bisa berupa cair, bubuk, gas, uap, awan, bisa berbau atau tidak berbau. Proses keracunan bisa
terjadi  karena  tertelan, terhirup,  kontak  dengan  kulit,  mata  dan  sebagainya.  Contoh:  NaCl bahan  yang
digunakan  dalam  proses  pembuatan  PCB.  Bahan  ini seringkali  akan  menimbulkan  gatal-gatal  bahkan
iritasi jika tersentuh kulit.

5. Bahan korosif.
Bahan  ini  meliputi  asam-asam,  alkali-alkali,  atau  bahan-bahan  kuat lainnya  yang  dapat  menyebabkan
kebakaran pada kulit yang tersentuh.

6. Bahan-bahan radioaktif
Bahan ini meliputi isotop-isotop radioaktif dan semua persenyawaan yang mengandung bahan radioaktif.
Contoh cat bersinar.
Tindakan pencegahan
• Pemasangan Label dan tanda peringatan
• Pengolahan, pengangkutan dan penyimpanan harus sesuai dengan ketentuan dan aturan yang ada.
•  Simpanlah  bahan-bahan  berbahaya  di  tempat  yang memenuhi syarat  keamanan  bagi  penyimpanan
bahan tersebut.


1 komentar:

artikel yang sangat bagus dan menarik
www.sepatusafetyonline.com

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More