About This Blog

Selasa, 06 Desember 2011

Migrasi IPv6, Memperbesar Kapasitas Jaringan Internet

Internet banyak digunakan sebagai media yang mengakses informasi dan hiburan yang sangat kaya. Beragam informasi diperoleh dengan singkat di layar komputer kita, hiburan dalam bentuk lagu, film, dan permainan dapat dengan mudah dinikmati saat terhubung ke internet.
Tanpa disadari, kemudahan dan kekayaan itu bisa terwujud karena jutaan komputer saling terhubung berbagi akses komunikasi melalui media internet.
Komputer satu bisa berkomunikasi dengan komputer lain, terhubung beragam media fisik, seperti kabel, wireless, VSAT, dan mobile data, dimungkinkan oleh sistem pengarahan (routing) dan pengalamatan. Setiap komputer memiliki sekurang-kurangnya satu buah alamat protokol internet (IP address).
Pengguna internet semakin hari semakin bertambah, beragam aplikasi baru muncul. Tentu jumlah IP address juga bertambah banyak. Sistem pengalamatan IP yang saat ini digunakan menggunakan sistem IP versi 4, yang totalnya berjumlah 4 miliar IP address.
Pada saat mulai digunakan secara terbuka awal tahun 1980-an, jumlah ini diperkirakan cukup. Namun, jumlah IPv4 yang tersisa saat ini hanya sekitar 7 persen. Pertumbuhan jumlah penggunaan IP address semakin hari semakin cepat, terutama di wilayah Asia dan Amerika Selatan yang perkembangan internetnya sangat pesat.
Dari perhitungan matematis, diperkirakan IP address versi 4 sekarang akan habis pada tahun 2012. Setelah IP address ini habis, perkembangan internet tentu terganggu. Sulit melakukan penambahan jumlah server.
Sistem IPv6
Seluruh dunia kini bersiap mengimplementasikan sistem pengalamatan baru, yang disebut IP versi 6. Sistem baru ini mampu menampung jumlah komputer yang jauh lebih banyak, sekitar 3 triliun triliun triliun triliun (sebanyak 36 angka nol di belakangnya). Diperkirakan jumlah ini tidak akan pernah habis. Ibarat per sentimeter permukaan bumi diberi IP address pun, IPv6 masih banyak tersisa.
IPv6 tidak hanya memiliki jumlah yang lebih banyak, tetapi juga memiliki beragam keunggulan dibandingkan dengan IPv4. Packet header yang lebih sederhana menyebabkan sistem pengarahan bisa bekerja jauh lebih cepat.
Akan ada masa peralihan dari IPv4 ke IPv6, dikenal dengan istilah dual stack. Komputer dan jaringan menggunakan IPv4 dan IPv6 secara bersamaan sehingga jaringan dapat terkoneksi ke jaringan IPv4 dan secara bersamaan juga ke jaringan IPv6.
Jika pada kemudian hari akan banyak server yang menggunakan IPv6 tanpa memiliki IPv4, pengguna internet yang belum menggunakan IPv6 tidak akan bisa mengakses konten tersebut. Salah satu konten terlaris, Google, sudah mulai melakukan migrasi ke IPv6.
Migrasi Indonesia
Sampai dua tahun ke depan adalah saat untuk memigrasikan sistem jaringan untuk mengadaptasi penggunaan IPv6. Beberapa operator dan ISP (internet service provider) di Indonesia sudah memulai proses ini dan terus berupaya meningkatkan penetrasi IPv6.
Indonesia Network Information Center (IDNIC) yang mengelola alokasi IP address di Indonesia telah memberikan kemudahan mendorong proses migrasi ini. Lembaga atau perusahaan yang memiliki IPv4 dapat mengajukan permohonan alokasi IPv6 tanpa biaya.
Proses migrasi diyakini dapat dilakukan karena beragam unsur pendukung telah siap secara teknis. Perangkat-perangkat jaringan sebagian besar telah siap menggunakan IPv6, demikian juga sistem operasi di sisi server dan pengguna. Beragam sistem operasi, seperti Linux, MacOS, dan Windows, sudah bisa digunakan dengan IPv6.
Di sisi pengguna memang tidak terlalu banyak hal harus dilakukan, selain meyakinkan pembelian perangkat baru harus sudah siap untuk IPv6. Dorongan pengguna ke pihak operator dan ISP diyakini bisa mempercepat proses migrasi ini, selain adanya peran serta dan dukungan dari pihak pemerintah.
Tidak dapat dimungkiri, internet akan sulit berkembang lebih besar kalau proses migrasi ke IPv6 tidak terlaksana. Mau tidak mau, jaringan internet harus dimigrasikan ke sistem penomoran yang lebih besar dan solid.
Tidak hanya untuk jaringan internet, banyak pihak yang meyakini bahwa IPv6 ini akan menjadi sistem penomoran di masa depan. Jangan heran kalau suatu saat seluruh perangkat elektronik di rumah kita, kulkas, mesin cuci, lampu, alarm, dan pintu elektronik, juga akan memiliki penomoran berbasis IPv6, bahkan bukan tidak mungkin nomor identitas penduduk dan pajak pun akan mengadopsi sistem penomoran IPv6 ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More